foto koe..

foto koe..

Kamis, 18 November 2010

Anak Indonesia Perlu Dilindungi


Sekilas kita melihat anak-anak Indonesia memang banyak yang berprestasi. Apalagi di tambah kontrak prestasi yang ditetapkan pemerintah sebagi acuan motivasi agar pelajar lebih semangat lagi akan menggapai prestasi tingkat nasional maupun dunia.Memang itu benar,cuma yang saya membuat ironi kali ini tidak sedikit pula anak- anak wajar sekolah berkeliuran dijalanan untuk mencari uang,bahkan terkadang di suruh orang tuanya untuk mencari uang. Tidak mendidik, cuma mau apalagi mereka ya seperti itu kehidupannya.Kurangnya bentuk kepedulian dari pemerintah,bahkan masyarakat itu sendiri.Saya mau sedikit cerita nih, ketika saya mengikuti sebuah organisasi khusus perlindingan anak yang dinamakan " Forum Anak Daerah" atau sering di sebut FAD Jabar sempat tercengang ternyata masih ada yang peduli akan anak-anak Indonesia.Berawal dari kekhawatiran saya yang akhirnya di bendung di organisasi ini. Tentu ketika itu saya amat bahagia, disana saya diskusi mengenai anak Indonesia,apa yang harus kita lakuka? bagaimana solusi tepatnya? itu semua kita diskusikan disana. Senior saya Kang Haidar ketua FAD Jabar yang juga satu sekolah dengan saya yaitu di Ma'had Darul Arqam Muhammadiyah Garut itu selalu memberi saya motivasi akan apa yang harus saya lakukan kedepannya.Sebenarnya saya juga berat nih,karena jarak Garut - Bandung lumayan jauh, jadi perlu perjuangan untuk kumpul lagi FAD. Tapi tak apa, itu semua demi Anak-anak Indonesia yang kemudian harus dipupuk,dibina sejak dini akan kelayakan hidup mereka sebagi pelajar.Bukan sebagai pekerja seperti kayak sekarang,yang sering kita liat kebanyakan mengemis,jualan coet, minta-minta,ngamen,dan yang paling parah adalah mereke menghibur diri dengan ngelem(menghisap lem Aibon).Subhanallah siapa lagi kalau bukan kita yang menyelamatkan mereka, semua butuh perjuangan. Lakukan dengan ikhlas.. "Lebih peka,lebih peduli.. Jadi solusi.."


Rabu, 17 November 2010

Shalat adalah Relaksasi

Shalat yang dilakukan secara serius dapat menjadi sarana respons relaksasi tubuh yang baik . Niat yang ikhlas, ketika hendak mulai shalat, merupakan awal untuk memunculkan reaksi relaks dalam tubuh. Tekad yang kuat diucapkan melalui iftitah memberi suasana yang memudahkan konsentrasi bagi pikiran.
Konsentrasi pikiran adalah kunci keberhasilan shalat.Sekaligus, dalam hal yang lain pun butuh konsentrasi untuk menggapai suatu kesuksesan. Konsentrasi pikiran yang berpadu dangan gerakan teratur shalat dapat menghasilkan respon tubuh,antara lain, menurunnya tekanan darah dan teraturnya denyut nadi. Gerakan shalat itu sendiri adalah gerakan yang cocok bagi tubuh. Artinya gerakan itu merupakan gerakan alamiah mengikuti bentuk tubuh. Sehingga bagi tubuh gerakan shalat bukanlah gerakan yang asing dan aneh. Walaupun begitu, adalah keliru jika anda menjadikan alasan relaksasi sebagai alasan shalat. Shalatlah dengan khusyu!

My Poetry

THE BRAIN IS WIDER THAN SKY

The Brain is wider in the sky
For put them side by side
The one the other will contain
With ease and you beside

The Brain is deeper than the sea
For hold them blue to blue
The one the other will absorb
As sponges bucked do

The brain is just the weight of God
For heft them pound for pound
And they will differ if they do
As Syllable from sound

Tidur Dalam Kegelapan Bisa Hindari Depresi

CALIFORNIA - Tidur dengan suasana pengeksposan cahaya dapat membuat perubahan di otak yang bisa mengarah pada mood yang buruk, termasuk depresi, menurut sebuah studi.

Penemuan ini bisa menjelaskan mengapa pekerja-pekerja dengan shift malam, yang biasa terekspos oleh cahaya pada malam hari, beresiko terkena mood yang buruk serta, ujar para penelitian. Demikian seperti yang dikutip dari Live Science, Kamis ( 18/11/2010).

Selama satu abad terakhir, cahaya malam buatan manusia telah menjadi umum di negara-negara industri, akan tetapi belum jelas apakah ekspos dari cahaya malam artifisial tersebut bisa berdampak pada otak manusia.

Untuk mengetahuinya, Tracy Bedrosian, mahasiswa kedokteran jurusan neuroscience di Ohio State University, dan para koleganya melakukan ujicoba dengan menempatkan dua ekor hamster di dua lingkungan. Satu hamster diekspos dengan 16 jam cahaya siang dan delapan jam kegelapan total pada malam harinya. Sementara hamster yang lain diekspos dengan 16 jam cahaya siang, dan pada malam harinya masih tetap diberi pencahayaan.

Setelah delapan pekan, para peneliti mengujicobakan perilaku dari kedua hamster tersebut. Hamster dari kedua grup diberi pilihan, antara untuk meminum air keran atau air air gula. Hamster yang terekspos dengan cahaya pada malam hari meminum jumlah air keran dan air gula yang sama, tapi mereka kehilangan kesenangan ketika meminumnya.

"Ini membuktikan kepada kita bahwa mereka tidak mendapat perasaan kesenangan dari meminum air gula mereka, dan hal itu mungkin bisa diinterpretasikan sebagai respon yang menyerupai depresi," ujar Bedrosian.

Perubahan pada perilaku ini dihubungkan dengan perubahan di bagian otak yang dikenal sebagai hippocampus. Hamster yang terekspos pada cahaya malam mengalami pengurangan jumlah duri dendritic pada permukaan sel di daerah ini. Duri Dendritic adalah seperti tonjolan yang menyerupai rambut yang sel otak gunakan untuk berkomunikasi dengan yang lain.

Penemuan ini sama dengan studi pada manusia yang menemukan bahwa hippocamus terlibat dalam gejala depresi. "Seorang pasien dengan depresi tinggi memiliki hippocamus yang kecil," kata Bedrosian.

Perubahan otak pada hamster mungkin naik dari fluktuasi dalam produksi hormon melatonin. Melatonin memberitahu tubuh waktu malam hari, akan tetapi cahaya buatan pada malam hari mempengaruhi pertumbuhan hormon melatonin. Hormon tersebut telah ditunnjukkan memiliki beberapa efek anti depresan, dan pengurangan dari melatonin mungkin akanmemicu gejala depresi," tambah Bedrosian.

"Jika mekanisme yang sama bekerja pada manusia, maka orang-orang harus menghindari tidur dengan TV dan lampu menyala, atau setidaknya mereka harus meminimalisir ekspos cahaya pada malam hari," tutup Bedrosian. (srn)